[PUISI] Merebas Rasa


Merebas Rasa
Rio Dwi Cahyono

aku berjalan tanpa tujuan
dan masih saja mengingat kenangan
pada seorang wanita yang bahkan
tidak menganggap diriku dalam dekapan.
“aku tidak pantas untukmu,” katanya.
lalu untuk apa dulu aku diterima
telah kuberikan seluruh jiwa dan raga pada dirinya

-perempuan  yang tidak mengenal lelakinya dengan baik,
dengan pengkhianatan yang diam-diam dilakukan.

dan pada kenyataannya aku mundur
bersama dengan hati yang sudah hancur
tetapi tetap merapal kata bersyukur

cinta membuatku buta akan segala tipu daya
selekasnya membuat hati lara tanpa bersisa
bukan karena aku seorang pendosa
yang hanya mendapatkan wanita tak punya rasa
lebih lagi hilang sudah setia
lika liku luka mendera
pada hidupku yang sederhana
mungkin ini saatnya untuk merebas rasa
menutup pintu hati seraya berkata;

cinta hanya semu
cinta tidak membuatmu bahagia
cinta itu buta

-lelaki yang menangis karena cinta dan mengumpulkan segala luka untuk membuang rasa yang pernah ada.


Semarang, 2019


(Puisi di atas lolos menjadi puisi terpilih yang dibukukan dalam lomba yang diadakan oleh @patahpernah bersama Azizah Publishing tahun 2019)

Komentar